Di saat pendidikan butuh eksistensi kualitas nilai, lagi-lagi kita melupakan nilai kejujuran dalam pendidikan. Negeri ini sedang menjadi panggung yang rapuh, karena terlalu banyak pemeran piguran yang hanya mendapat fee yang kecil, tapi harus menerima banyak kritikan dari penontonnya. bahkan suteradaranya pun khawatir kalau-kalau mereka tidak bisa berlakon maksimal. kadang mereka menjadi pahlawan panggung, kadang mereka menjadi pemeran antagonis yang hampir sempurna, tapi mereka suka lupa skenario yang membuat mereka terjebak dalam permainan yang mereka buat sendiri.
Sekian banyak pemeran figuran, kita lupa dengan pemeran utamanya. tidak ada penonton yang mampu menebak dengan BERANI & PASTI siapa pemeran utama. masyarakat kita hanya dianggap penonton yang tidak perlu tau ide ceritanya, yang penting mereka bisa tertawa disaat ada pemeran panggung yang ngelawak. Melihat lakon sedih, seolah dihianati ataupun super hero yang kesiangan.
Para sponsor kita hanya bisa mengkambing hitamkan para pemeran figuran...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sekilas Khutbah Jumat
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Pada hari Jumat, para umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah salat Jumat yang mana saat ...
-
Penulis *Jonson Harianto, S.Pd.I* (disampaikan dalam Mata Kuliah Hadis S2 PAI UIN Jakarta) PENDAHULUAN Minggu lalu ki...
-
PENDAHULUAN Perguruan Tinggi Islam dijadikan sebagai wadah dalam memberdayakan umat Islam dalam aspek kehidupan mereka. Namun apak...
-
Penulis Jonson Harianto, S.Pd.I (disampaikan dalam kuliah S2 PAI UIN Jakarta) A. PENDAHULUAN Kurikulum memiliki kedudukan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar