Selasa, 09 Mei 2023

Sekilas Khutbah Jumat

 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pada hari Jumat, para umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah salat Jumat yang mana saat itu, juga dilakukan khutbah oleh imam. Di dalam khutbah tersebut, imam memberikan nasihat dan pengajaran kepada jamaah.

Bagi para imam, membuat khutbah Jumat adalah tugas yang sangat penting dan tidak boleh dianggap sepele. Oleh karena itu, bagi yang ingin belajar membuat khutbah Jumat, berikut ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Memahami dan Mempersiapkan Materi Khutbah

Yang pertama harus dilakukan adalah menyiapkan materi khutbah. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca Al-Qur’an, memperluas pengetahuan dengan membaca buku-buku, atau mencari informasi di internet tentang topik yang ingin dibahas.

Setelah materi diperoleh, penting untuk mencatatnya dan mengelompokkannya menjadi beberapa bagian. Hal ini akan memudahkan dalam penyampaian khutbah.

2. Mempersiapkan Fisik

Setelah materi sudah disiapkan, persiapkan juga kondisi tubuh dan mental. Usahakan tidur yang cukup agar fisik tetap bugar saat melaksanakan khutbah. Jangan lupa juga berdoa dan bertaubat agar hati dan pikiran lebih tenang.

3. Menentukan Gaya Penyampaian yang Sesuai

Setiap orang memiliki gaya penyampaian yang berbeda-beda sesuai dengan karakter dan kepribadian masing-masing. Menentukan gaya penyampaian yang sesuai dengan diri sendiri juga sangat penting agar pesan yang ingin disampaikan dapat lebih tersampaikan dengan tepat dan efektif. Ada yang menekankan kisah, mengutip ayat, atau memberikan contoh kasus-kasus nyata.

4. Berbicara Dengan Jelas dan Mudah Dipahami

Penyampaian materi dapat dilakukan dalam bahasa yang mudah dipahami jamaah. Hindari menggunakan kata-kata yang rumit dan suka menggunakan bahasa asing tanpa dijelaskan maksudnya. Jangan lupa juga untuk menggunakan bahasa tubuh yang tepat, seperti gestur, ekspresi wajah, dan intonasi suara yang membantu pesan lebih mudah dipahami.

5. Menunjukkan Kepedulian

Dalam menyampaikan khutbah Jumat, imam juga harus menunjukkan keprihatinan dan kepedulian terhadap masalah-masalah sosial dan kondisi umat Islam. Pembicaraan yang berhubungan dengan masalah sosial umum dapat memudahkan jamaah untuk memahami dengan lebih baik.

Itulah beberapa tips untuk membuat khutbah Jumat yang baik dan benar. Sebagai seorang imam, penting juga untuk senantiasa memperbaiki, mengasah kemampuan, serta meningkatkan kualitas khutbah agar dapat lebih bermanfaat bagi jamaah dan generasi Muslim.

Kamis, 25 Juni 2020

Hikmah dibalik Pandemi Covid19

Pandemi covid19 telah memberi banyak dampak pada seluruh aspek kehidupan di masyarakat, salah satunya aspek pendidikan. Dunia pendidikan pada tahun ini benar-benar terdampak akibat bencana dunia yakni pandemi covid19. Semua unsur di dunia pendidikan merasakan kondisi yang sangat sulit dan memberi dampak perubahan pola dalam dunia pendidikan. Mulai dari pandangan dan wawasan untuk menghadapi pandemi ini hingga memberikan warna dan tatanan perubahan yang cukup besar bagi dunia pendidikan.
Mari kita lihat barbagai unsur yakni Pendidik, Peserta Didik, Kurikulum, Pemangku Kebijakan dan para pemerhati dan orang tua semuanya memberikan warna yang beragam terhadap pendidikan di masa pandemi ini.
Virus corona yang sudah muncul sejak bulan Desember di Wuhan Cina, kini hadir dan menimpah di Indonesia sejak bulan maret 2020. Berawal dari pertengahan Maret 2020, Pendidikan di Indonesia resmi terdampak akibat adanya kasus virus corona, dimana lembaga-lembaga pendidikan harus menghentikan kegiatan pembelajaran di kelas, membatasi komunikasi tatap muka antara guru dengan siswa, guru dengan orang tua bahkan antar sesama guru di lembaga itu sendiri harus mengikuti tatanan baru untuk mencegah terjadinya penyebaran virus corona di lembaga pendidikan.



Minggu, 14 Januari 2018

Blog Sebagai Media Pembelajaran

GEDUNG SEAMOLEC
15-16 JANUARI 2018 

sumber foto grup peserta pelatihan IHT Januari 2018

Senin 15 Januari 2018, SEAMOLEC  adalah sebuah institusi yang bernaung dibawah Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) atau Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan se Asia Tenggarang, menyelenggarakan pelatihan umum untuk para akademisi, praktisi dan lembaga kementrian pendidikan. Pelatihan tersebut merupakan bagian dari peran lembaga dalam membantu pengembangan potensi Guru/ Dosen atau para akademisi pendidikan di era digital ini. Media sangat penting terutama bagi para guru dan dosen dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya media dalam pembelajaran, maka ilmu atau nilai yang diajarkan menjadi lebih mudah, menyenangkan dan lebih inovatif. Apalagi di era transformasi informasi melalui digital. 
Pentingnya Blog sebagai Media Pembelajaran:
Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=R-y9EnkqtHM 

Minggu, 11 Desember 2016

MENELADANI RASULULLAH SAW

Nabi Muhammad SAW adalah figur pendidik yang sempurna, beliau telah meletakkan nilai-nilai akhlak mulia sebagai pondasi awal dalam mendidik generasi umat islam. Dengan ditanamkannya nilai-nilai akhlak dalam mendidik generasi umat, maka akan menjadi modal awal dalam membangun masyarakat madani yg berakhlakul karimah. Pada saat Nabi Muhammad diberikan amanah sebagai seorang Rasulullah, kondisi maayarakat saat itu bukanlah masyarakat yang tidak memiliki warisan peradaban yg maju. Bahkan masyarakat arab saat itu dikenal dengan kemapuan hafalan dan ingatan yang kuat. Bahkan ahli sastra tak sedikit jumlahnya. Masyarakat saat itu juga dikenal memiliki kasta wibawa yang tinggi. Namun, sekian banyak warisan peradaban yang dimiliki, ada satu yang sangat penting yaitu akhlak masyarakat saat itu. Hingga akhirny lahir dari keluarga Bani Hasyim cucu Abdul Mutholib dan putra Abdullah keluarga terpandang telah mendapat amanah menjadi seorang Rasul dan memiliki tugas besar yakni untuk menyempurnakan Akhlak masyarakat.
Pada moment peringatan maulid nabi Muhammad Saw, tidak hanya mempelajari sejarah beliau dari lahir hingga wafatnya beliau. Kita perlu mengingat tugas yang diberikan kepada beliau untuk umat manusia. Kita terlena dengan model peradaban yang diwariskan saat ini yang notabene tidak semua sesui dengan nilai-nilai akhlak yang dimodelkan oleh rasulullah.
Semoga dengan memperingati maulid nabi Muhammad SAW pada tahun ini, kembali mengingatka kita untuk introspeksi diri serta memfilter nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat saat ini. Agar dalam diri umat islam tetap menjadikan rasulullah saw sebagai suri tauladan dunia dan akhirat.
Nabi Muhammad saw. Telah mencontohkan perannya semasa hidupnya agar umatnya dapat mengikutinya, bahwa manusia dipilih sebagai khalifah dibumi bukan saja memiliki hubungan vertikal dengan Allah sang pencipta. Tapi manusia diberikan anugerah akal untuk memberi kesempatan berfikir, bertafakur, maju sukses, mengola jiwa agar bijaksana, berpandangan kedepan serta bertawakal(sumber inspirasi: The 7 Awarness) atas usaha maksimal yang sudah kita lakukan. Anugerah itu menjadi modal manusia dalam membangun hubungan horizontal baik kepada manusia maupun kepada alam.
Lalu bagaimana peran rasulullah dalam dunia pendidikan? Dalam sejarah pendidikan Islam, tentunya di masa rasulullah adalah awal sejarah proses pendidikan yang dicontohkan rasulullah, beliau juga seorang pendidik umat akhir zaman. Tentunya kita wajib mencontoh peran beliau dalam mendidik umat saat itu. Sesuai dengan tugas dan peran Beliau adalah menyempurnakan Akhlak. Maka strategi beliau adalah mencontohkan bagaimana prilaku akhlak mulia dalam kehidupan beliau dan benar dicontohkan sebagaimana yang ada dalam alquran.
Dalam pendidikan ini dikenal dengan pendekatan keteladanan dan pembiasaan. Atau dalam dunia pendidikan barat dikenal dengan "Modelling Approach". Ternyata konsep keteladanan rasulullah sudah digunakan oleh Jepang dan negara-negara maju lainnya dalam dunia pendidikan.
Dalam skripsi yang saya tulis " The development of islamic education after reform era", saya berusaha mendeskripsikan model pengembangan pendidikan Islam di Indonesia di era reformasi dan setelahnya atau era sat ini. Pada akhirnya saya temukan konsep pengembangan pendidikan agama islam di sekolah yakni dengan pola membangum budaya sekolah (School Culture) dan lingkungan keagamaan atau lingkungan religius (Religious Milieu). Kedua konsep ini adalah keterkaitan yang pada akhirnya terbentuklah sikap yang sesuai dengan harapan sekolah dalam menanamkan nilai-nilai akhlak mulia. Agar konsep tersebut terlaksana, tentunya apa yang sudah dicontohkan Rasulullah yakni pembiasaan dan keteladan merupakan pendekatan yang sangat sesuai dalam membangun generasi umat islam yang berakhlak.
Demikianlah, semoga dengan sedikit ulasan ini bermanfaat bagi kita semua. Meneladani Rasulullah dengan segala sikap dan peran yang beliau contohkan agar dapat kita contoh dikehidupan sekarang serta dapat kita wariskan kepada peserta didik kita agar terwujud insan yang berakhlakul karimah. Tentunya jangan lupa bershalawat kepada Nabi Muhammad merupakan bagian yang tak boleh kita tinggalkan. Karena Allah dan malaikat saja bershalawat kepada Nabi Muhammad, bagaimana dengan kita yang mengaku orang-orang yang beriman.
Sesungguhnya Allahlah yang maha Tahu apa yang terdapat dalam hati manusia.


Kamis, 22 September 2016

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA


http://khazanahfikiranku.blogspot.co.id/2015/10/lembaga-lembaga-pendidikan-islam-di_29.html

Pendidikan Islam di Indonesia sangat luas cakupannya. Pembahasan pendidikan Islam di Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya ditinjau dari Aspek Ajarannya, bahwa pendidikan Islam sudah berjalan sejak Islam dikenalkan di bumi nusantara ini. Melalui para saudagar dari Arab yang hingga sampai ke perairan nusantara, sembari mendakwakan ajaran Islam kepada masyarakat Pribumi. Doktrin ajaran Islam yang bermuatan aqidah, akhlak, fiqih dan alquran hadis bahkan sejarah Islam di tanah Arab diakulturasikan dengan budaya atau kultur masyarakat pribumi, sehingga lama kelamaan tanpa adanya penolakan yang keras oleh masyarakat, Islampun diterima sebagai ajaran agama yang baru dan sangat sesuai dengan masyarakat pribumi. 
Kemudian, dari aspek kelembagaan, Pendidikan Islam di Indonesia juga mengalami sejarah yang panjang. Mulai dari tradisional sampai kepada modernisasi lembaga-lembaga Pendidikan Islam. Hingga sekarang, modernisasi pendidikan Islam terus berkembang, baik itu lembaga maupun model pendidikannya.
Dari aspek kelembagaan atau instutusi, pendidikan Islam di Indonesia mulai dikenal sejak masa awal masuknya Islam. Misalnya di pesisir Pulau Sumatera Pendidikan Islam dalam lembaga Surau dan Muenasah, Di pulau jawa dikenal dengan nama Pesantren. Adapun di era Penjajahan pendidikan Islam sudah masuk kepada sistem pemerintahan. Di awal Kemerdekaan Lembaga pendidikan Islam sudah mulai diakui pemerintah bahkan sudah mulai pembaharuan lembaga pendidikan Islam dalam sistem persekolahan atau madrasah. Hingga saat ini, perkembangan lembaga pendidikan Islam terus berkembang. Seperti Sekolah Keagaamaan, Sekolah Islam Terpadu, Boarding School, Sekolah Umum Plus, Pesantren Salafiyah, Pesantren Modern dan bahkan sekolah-sekolah umum mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi sudah mulai membangun apa yang namanya School Culture (Budaya sekolah) yang di dalamnya dibudayakan atau ditanamkan nilai-nilai ajaran Islam dalam bentuk pembiasaan dan pengamalan. Di lembaga-lembaga sekolah umum sudah berupaya memasukkan ke dalam Hidden Curriculum agar terciptanya Religious Millieu (Lingkungan keagamaan)
Dari aspek kebijakan Politik, Pendidikan Islam tidak terlepas dari peran politik penguasa sejak awal masuknya pendidikan Islam di Indonesia. Penulis memahami beberapa fase peran kebijakan politik terhadap perkembangan pendidikan Islam, yakni:
1. Fase awal masuknya Islam: merupakan fase awal komunikasi masyarakat pendatang terhadap masyakarat pribumi. Dengan komunikasi yang baik dalam menyampaikan Islam sebagai ajaran baru namun tidak serta merta menghilangkan cultur dan ajaran agama pribumi sekaligus. Di masa ini juga, para penyebar Islam di masa awal mulai masuk melalui jalur perdagangan dan membuka komunikasi terhadap para penguasa atau raja-raja yang ada. Sehingga melalui para penguasa ini juga bagian dari ajakan para rakyatnya untuk memeluk agama Islam. Di masa-masa berikutnya, terjadinya Islamisasi kerajaan-kerajaan di nusantara.
2. Fase masuknya penjajah asing
Di fase ini tentu fase yang cukup sulit bagi perkembangan pendidikan Islam. Dimana peran para pendakwah mulai dibatasi karena dianggap sebagai pengganggu kebijakan para kolonial/penjajah dalam menguasai ekonomi pribumi. Pada fase ini, dakwa dan jalannya pendidikan Islam sering kontak dengan penjajah dan bahkan terjadi peperangan. Namun, dengan adanya Kekuatan kerajaan-kerajaan Islam. pendidikan Islam tetap berjalan. 
3. Fase awal kemerdekaan hingga Orde Lama
Pada fase ini, Pendidikan islam menjadi perhatian pemerintah, namun sifatnya masih anjuran. karenanya masyarakat tidak dipaksakan untuk mengikuti pendidikan agama termasuk pendidikan Islam. Namun bagi lembaga-lembaga pendidikan tradisional saat itu, sudah merasa lega dan bebas menyelenggarakan pendidikan. 
4. Fase Orde Baru
Fase ini juga merupakan kelanjutan dari fase awal kemerdekaan dan orde lama. Namun di fase ini, pendidikan Islam diperkuat lagi dalam sistem pendidikan nasional. Hingga kepada SKB tiga menteri memperkuat posisi pendidikan Islam dalam sistem Pendidikan Nasional.
5. Fase Reformasi dan era globalisasi
Pada Fase ini, pendidikan Islam semakin diperkuat karena masuk dalam sistem pendidikan nasional dan keluasan serta kebebasan sistem pemerintahan dari sentralisasi menuju desentralisasi. Ditambah lagi otonomi daerah, sehingga memperkuat dan memberi kesempatan bagi pendidikan Islam. 
Di fase ini juga merupakan fase modernisasi pendidikan Islam yang masuk kepada lembaga-lembaga formal, kebijakan, pengajaran dan perkembangan teknologi pendidikan. Semakin dirasakan kemajuan lembaga-lembaga pendidikan Islam dan bahkan banyaknya kebijakan yang memperkuat pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional, kemerosotan moral dan pengaruh arus global serta mudahnya akses informasi merupakan tantangan terbesar bagi penanaman nilai-nilai ajaran Islam di dunia pendidikan Islam. 

Demikianlah tulisan ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca, kiranya terdapat kesalahan dalam penulisan dan penjelasan konsep. Mohon dapat memberikan masukan dan komentar, sehingga penulis dapat mengoreksi dan sama-sama kita menyampaikan apa yang haq dan apa yang batil.     


SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA


Gambar dikutip dari : http://khazanahfikiranku.blogspot.co.id/2015/10/lembaga-lembaga-pendidikan-islam-di_29.html

Pendidikan Islam di Indonesia sangat luas cakupannya. Pembahasan pendidikan Islam di Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya ditinjau dari Aspek Ajarannya, bahwa pendidikan Islam sudah berjalan sejak Islam dikenalkan di bumi nusantara ini. Melalui para saudagar dari Arab yang hingga sampai ke perairan nusantara, sembari mendakwakan ajaran Islam kepada masyarakat Pribumi. Doktrin ajaran Islam yang bermuatan aqidah, akhlak, fiqih dan alquran hadis bahkan sejarah Islam di tanah Arab diakulturasikan dengan budaya atau kultur masyarakat pribumi, sehingga lama kelamaan tanpa adanya penolakan yang keras oleh masyarakat, Islampun diterima sebagai ajaran agama yang baru dan sangat sesuai dengan masyarakat pribumi. 
Kemudian, dari aspek kelembagaan, Pendidikan Islam di Indonesia juga mengalami sejarah yang panjang. Mulai dari tradisional sampai kepada modernisasi lembaga-lembaga Pendidikan Islam. Hingga sekarang, modernisasi pendidikan Islam terus berkembang, baik itu lembaga maupun model pendidikannya.
Dari aspek kelembagaan atau instutusi, pendidikan Islam di Indonesia mulai dikenal sejak masa awal masuknya Islam. Misalnya di pesisir Pulau Sumatera Pendidikan Islam dalam lembaga Surau dan Muenasah, Di pulau jawa dikenal dengan nama Pesantren. Adapun di era Penjajahan pendidikan Islam sudah masuk kepada sistem pemerintahan. Di awal Kemerdekaan Lembaga pendidikan Islam sudah mulai diakui pemerintah bahkan sudah mulai pembaharuan lembaga pendidikan Islam dalam sistem persekolahan atau madrasah. Hingga saat ini, perkembangan lembaga pendidikan Islam terus berkembang. Seperti Sekolah Keagaamaan, Sekolah Islam Terpadu, Boarding School, Sekolah Umum Plus, Pesantren Salafiyah, Pesantren Modern dan bahkan sekolah-sekolah umum mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi sudah mulai membangun apa yang namanya School Culture (Budaya sekolah) yang di dalamnya dibudayakan atau ditanamkan nilai-nilai ajaran Islam dalam bentuk pembiasaan dan pengamalan. Di lembaga-lembaga sekolah umum sudah berupaya memasukkan ke dalam Hidden Curriculum agar terciptanya Religious Millieu (Lingkungan keagamaan)
Dari aspek kebijakan Politik, Pendidikan Islam tidak terlepas dari peran politik penguasa sejak awal masuknya pendidikan Islam di Indonesia. Penulis memahami beberapa fase peran kebijakan politik terhadap perkembangan pendidikan Islam, yakni:
1. Fase awal masuknya Islam: merupakan fase awal komunikasi masyarakat pendatang terhadap masyakarat pribumi. Dengan komunikasi yang baik dalam menyampaikan Islam sebagai ajaran baru namun tidak serta merta menghilangkan cultur dan ajaran agama pribumi sekaligus. Di masa ini juga, para penyebar Islam di masa awal mulai masuk melalui jalur perdagangan dan membuka komunikasi terhadap para penguasa atau raja-raja yang ada. Sehingga melalui para penguasa ini juga bagian dari ajakan para rakyatnya untuk memeluk agama Islam. Di masa-masa berikutnya, terjadinya Islamisasi kerajaan-kerajaan di nusantara.
2. Fase masuknya penjajah asing
Di fase ini tentu fase yang cukup sulit bagi perkembangan pendidikan Islam. Dimana peran para pendakwah mulai dibatasi karena dianggap sebagai pengganggu kebijakan para kolonial/penjajah dalam menguasai ekonomi pribumi. Pada fase ini, dakwa dan jalannya pendidikan Islam sering kontak dengan penjajah dan bahkan terjadi peperangan. Namun, dengan adanya Kekuatan kerajaan-kerajaan Islam. pendidikan Islam tetap berjalan. 
3. Fase awal kemerdekaan hingga Orde Lama
Pada fase ini, Pendidikan islam menjadi perhatian pemerintah, namun sifatnya masih anjuran. karenanya masyarakat tidak dipaksakan untuk mengikuti pendidikan agama termasuk pendidikan Islam. Namun bagi lembaga-lembaga pendidikan tradisional saat itu, sudah merasa lega dan bebas menyelenggarakan pendidikan. 
4. Fase Orde Baru
Fase ini juga merupakan kelanjutan dari fase awal kemerdekaan dan orde lama. Namun di fase ini, pendidikan Islam diperkuat lagi dalam sistem pendidikan nasional. Hingga kepada SKB tiga menteri memperkuat posisi pendidikan Islam dalam sistem Pendidikan Nasional.
5. Fase Reformasi dan era globalisasi
Pada Fase ini, pendidikan Islam semakin diperkuat karena masuk dalam sistem pendidikan nasional dan keluasan serta kebebasan sistem pemerintahan dari sentralisasi menuju desentralisasi. Ditambah lagi otonomi daerah, sehingga memperkuat dan memberi kesempatan bagi pendidikan Islam. 
Di fase ini juga merupakan fase modernisasi pendidikan Islam yang masuk kepada lembaga-lembaga formal, kebijakan, pengajaran dan perkembangan teknologi pendidikan. Semakin dirasakan kemajuan lembaga-lembaga pendidikan Islam dan bahkan banyaknya kebijakan yang memperkuat pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional, kemerosotan moral dan pengaruh arus global serta mudahnya akses informasi merupakan tantangan terbesar bagi penanaman nilai-nilai ajaran Islam di dunia pendidikan Islam. 

Demikianlah tulisan ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca, kiranya terdapat kesalahan dalam penulisan dan penjelasan konsep. Mohon dapat memberikan masukan dan komentar, sehingga penulis dapat mengoreksi dan sama-sama kita menyampaikan apa yang haq dan apa yang batil.     


Sekilas Khutbah Jumat

 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Pada hari Jumat, para umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah salat Jumat yang mana saat ...